Bocorkan Rahasia Negara, AS akan Adili Jurnalis Edward Snowden
Amerika Serikat (AS), menyatakan akan menyeret pembocor informasi rahasia keamanan AS, Edward Snowden (29), ke pengadilan.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Samuel Febriyanto
TRIBUNNEWS.COM, HONGKONG - Pihak berwenang Amerika Serikat (AS), menyatakan akan menyeret pembocor informasi rahasia keamanan AS, Edward Snowden (29), ke pengadilan.
Tidak hanya Edward, pihak berwenang AS juga akan menyeret jurnalis yang memberitakan informasi rahasia itu ke publik. "Jika mereka tahu bahwa ini informasi rahasia, saya pikir tindakan harus diambil, terutama pada sesuatu sebesar ini," ujar Senator Republik New York, Peter King, yang memimpin Homeland Security subkomite Kontra dan Terorisme, dikutip dari CNN, Rabu (12/6/2013).
Menurutnya, jurnalis itu harus mempertanggungjawabkan perbuatannya yang telah mengancam keamanan nasional. "Ada kewajiban baik moral juga hukum, bagi wartawan yang mengungkapkan sesuatu yang sangat membahayakan keamanan nasional," katanya.
Edward dan para jurnalis yang membocorkan rahasia AS itu dinilainya, telah membantu musuh AS.
"Al-Qaeda dan sekutunya sekarang tahu dengan persis apa yang kita lakukan,dan bagaimana kita melakukannya," katanya.
Perbuatan Edwar juga menimbulkan pro dan kontra di dalam negeri AS tentang koleksi catatan panggilan telepon domestik dan aktivitas internet luar negeri dalam perburuan global untuk teroris dan penjahat.
Pendukung kebebasan sipil mengatakan tindakan tersebut tidak dapat diterima karena melanggar privasi seseorang. Tetapi bagi mereka yang pro mengatakan hal itu sah-sah saja, dan sangat membantu menghentikan rencana teror. Dalam persembunyiannya disebuah hotel di Hong Kong, Edward sebelumnya mengatakan ia telah mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh keputusannya untuk membocorkan rahasia negara AS.
Ia mengatakan, dirinya harus membocorkan rincian dari program NSA yang bernama PRISM, karena ia merasa negaranya sedang membangun mesin spionase yang bisa memata-matai setiap warga Amerika.
Semua rincian tentang program itu, ia berika kepada surat kabar Washington Post dan surat kabar Inggris, Guardian agar dipublikasikan secara luas ke publik.
"Saya tidak ingin hidup dalam masyarakat yang melakukan hal semacam ini ... Saya tidak ingin hidup di dunia di mana segala sesuatu yang saya lakukan dan katakan dicatat. Program ini bukanlah sesuatu yang saya bersedia dengan sukarela mendukungnya," tuturnya.
Dengan program itu, ungkap Edward, maka NSA dapat mendapatkan semua informasi pribadi targetnya. "Jika saya ingin melihat email atau telepon istri anda, saya hanya menggunakan penyadapan. Saya bisa mendapatkan email, password, catatan telepon, kartu kredit," katanya. (cnn)