TV Guide
Ternyata Ini Dia Pendiri Sprinkles Cupcakes
Buah jatuh memang tidak akan jauh dari pohon, itulah ungkapan yang tepat untuk Candace Nelson, founder Sprinkles Cupcakes.
TRIBUNNEWS.COM - Buah jatuh memang tidak akan jauh dari pohon, itulah ungkapan yang tepat untuk Candace Nelson, founder Sprinkles Cupcakes. Di era tahun 1930-an, nenek Candace adalah seorang baker terkenal, yang biasa membuat French pastry bergaya Amerika. Dari situlah Candace memperkenalkan olahan kudapan manis yaitu cupcake dan akhirnya mendunia. Kini kiprahnya dapat disaksikan dalam program kompetisi reality Cupcake Wars, mulai 12 Maret setiap Selasa pukul 20.55 WIB di saluran televisi berbayar SET.
Jangan pernah takut mencoba sesuatu yang baru. Dengan hasrat dan tekad yang kuat, tak peduli seberapa pedas omongan orang, teruslah berjuang. Toh hasil perjuangan adalah kesuksesan, dan Candace Nelson salah satu contoh nyatanya.
Candace bersama suaminya Charles Nelson sebelumnya adalah bankir. Namun setelah kehancuran bisnis dot-com, ia memutuskan mencari karier yang membuatnya bahagia dengan mendaftar di sekolah pastry kemudian menjalani bisnis toko kue di daerah asalnya, San Fransisco.
Mereka lalun pindah ke Los Angeles dan memfokuskan toko kuenya hanya dengan menjual cupcakes. Karena saat itu cupcakes belum hits, banyak pihak mencibir. "Banyak orang bilang kami tak akan sukses berbisnis cupcakes. Karena itulah kami berjanji jika kami cukup beruntung untuk bisa sukses, kami ingin berbagi kembali". Nyatanya, Sprinkles Cupcakes yang menjadi toko khusus cupcakes pertama di Amerika sukses besar. Tak kurang sepuluh cabang, termasuk ATM cupcakes, dibuka di seluruh penjuru Negeri Paman Sam ditambah dengan 10 lokasi di Timur Tengah.
Mereka pun memenuhi janji dengan banyak berdonasi. Setiap hari, cupcakes yang tak terjual mereka mereka berikan ke Food Bank dan Central Union Missions. Mereka pun sudah mendonasikan 3 juta Dollar dari total penghasilan mereka untuk organisasi non profit seperti Washington Hospital Center Cancer Institute. Tidak hanya itu, mereka juga berkomitmen untuk menjaga bumi ini dengan menggunakan seluruh box, tisu, tas belanja maupun kotak hadiah dari kertas daur ulang.
Berikut adalah tanya jawab dengan Candace tentang kiprahnya dalam bisnis cupcakes.
Bagaimana awalnya Anda bisa mendapatkan ide membuka toko kue khusus cupcakes?
-Saya tumbuh di Indonesia di mana saya tidak bisa mendapatkan kue chocochip atau cupcakes dengan mudah seperti di Amerika. Maka saya harus membuatnya kalau mau makan. Dari situlah saya mulai belajar dan jatuh cinta pada cupcakes yang menurut saya kue istimewa. Saya pun terinspirasi membuat cupcakes dengan bahan premium dan sentuhan moderen.
Saat membuka Sprinkles, apakah Anda menduga cupcakes akan menjadi kue fenomenal?
-Saya tahu mungkin akan ada beberapa pengikut, tapi tak menyangka akan segila ini. Suami saya dari Oklahoma dan sekarang ada tiga toko khusus cupcakes di sana. Luar biasa!
Bagaimana perjuangan di awal membuka Sprinkles?
-Saya bekerja tujuh hari seminggu dan tidur hanya dua jam setiap malam. Saya membuat kue di belakang, sedangkan Charles bekerja di depan menghadapi pelanggan. Sungguh melelahkan. Apalagi kami buka Sprinkles di saat orang keranjingan mengonsumsi makanan rendah karbohidrat. Bisnis kami seperti bisnis tak masuk akal. Tapi orang boleh dan seharusnya makan makanan manis sebagai penutup setiap hari. Hanya porsinya yang harus dikontrol. Tapi karena kami menggunakan bahan berkualitas tinggi dan selalu fresh tiap harinya, itulah mengapa orang rela makan. It's worth eating. Beberapa gigitan saja, mereka merasa bahagia dan puas. Dan yang terpenting, mereka tak merasa bersalah.
Lalu apa kunci keberhasilan Sprinkles?
-Setiap kali membuka cabang, kami selalu memastikan bahan-bahan dan para karyawan yang terlibat merupakan yang terbaik. Atmosfer yang tercipta pun selalu kami cek supaya terus terjaga kenyamanannya. Kami setia pada kesegaran bahan-bahannya. Kami tak pernah menjual cupcakes sisa kemarin dengan setengah harga. Semua yang dijual hari itu, dibikin hari itu juga. Semua itu mungkin mengeluarkan banyak biaya tapi kepercayaan pelanggan membuatnya tak sia-sia. Karena itulah marketing kami murni dari word of mouth. Banyak tamu rela datang dari jauh. Oprah Winfrey, Tom Cruise, dan Katie Holmes pun pelanggan setia.
Bagaimana dengan konsep ATM cupcakes? Dari mana idenya?