Suriah Ajukan Keluhan ke PBB Atas Serangan Israel
Kementerian Luar Negeri Suriah, Kamis (31/1/2013), waktu setempat memanggil pimpinan Pasukan Observer Disengagement
TRIBUNNEWS.COM, DAMASKUS - Kementerian Luar Negeri Suriah, Kamis (31/1/2013), waktu setempat memanggil pimpinan Pasukan Observer Disengagement PBB (UNDOF), dan mengajukan keluhan resmi tentang serangan Israel yang menargetkan pusat penelitian militer Suriah di Damaskus sehari sebelumnya.
Pihak kementerian mengatakan bahwa Israel telah melanggar piagam disengagement pada tahun 1974 dengan menembus wilayah udara Suriah dan melancarkan pemboman terhadap pusat penelitian militer Suriah di wilayah Jumraya, kota Damaskus.
Mereka juga meminta PBB bertanggung jawab atas hasil dari agresi Israel tersebut, dan menegaskan hak Suriah dalam membela diri, kedaulatan dan wilayah mereka terhadap agresi apapun.
Selain itu Kementerian Luar Negeri Suriah juga mengatakan bahwa Dewan Keamanan PBB telah gagal, merespon agresi tersebut, yang dinilai akan berdampak pada perdamaian internasional.
Sebelumnya, Pemerintah Israel mengatkan, jet-jet tempur mereka menyasar iring-iringan kendaraan yang membawa komponen rudal SA-17 buatan Russia, dan persenjataan lainnya, di perbatasan negara Lebanon. Israel mengungkapkan persenjataan itu dibawa dari Suriah ke Libanon, dan diperuntukan bagi kelompok Hizbullah, untuk melancarkan serangan ke Israel.
Sejumlah sumber mengatakan, rezim Suriah adalah pemasok utama persenjataan non-konvensional kelompok Hizbullah di Libanon. Rezim Presiden Bashar Assad memasok persenjataan Hizbullah sejak awal tahun lalu, termasuk 2 ton gas mustard dan rudal jarak jauh yang mampu membawa hulu ledak kimia.
Namun klaim itu dibantah oleh Suriah, menurut mereka, serangan udara itu bukan menyasar konvoy kendaraan pembawa senjata, namun sebuah fasilitas penelitian di dekat kota Damaskus.
"Pesawat-pesawat tempur Israel menembus wilayah udara kami saat fajar dan membom salah satu pusat penelitian ilmiah yang membantu untuk meningkatkan tingkat ketahanan dan pertahanan diri di daerah Jimraya di pedesaan Damaskus," kata angkatan besenjata Suriah, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari CNN, Kamis (30/1/2013).
"Serangan itu terjadi selang satu bulan setelah kelompok teroris gagal masuk dan merebut tempat tersebut," lanjut mereka.