Gaji Rp 322 Juta per Bulan Bikin Pekerja asal Jepang Rela ke Aljazair
Puluhan orang Jepang bekerja di kilang gas bumi yang ada di Aljazair. Risiko ternyata telah mereka ketahui
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Puluhan orang Jepang bekerja di kilang gas bumi yang ada di Aljazair. Risiko ternyata telah mereka ketahui dengan bekerja di sana termasuk karyawan JGC dengan kilang yang beroperasi mulai 2002. Namun tetap saja pekerja Jepang mau bekerja di sana dengan risiko tinggi tersebut, ada apa?
Menurut majalah Shukan Asahi terbitan 1 Februari 2013 dan dikutip Tribunnews.com, Senin (21/1/2013), karyawan Jepang yang bekerja di Aljazair dan Timur Tengah yang berisiko tinggi itu antara lain karena gaji yang tinggi.
Sumber Shukan Asahi, karyawan insinyur A, yang telah bekerja di sana bertahun-tahun menyebutkan, "Karyawan Jepang yang bekerja di kilang gas tersebut bergaji sekitar 3 juta yen sebulan."
Di tempat konflik seperti Libya dan Aljazair mereka adalah karyawan kontrak bukan karyawan tetap perusahaan Jepang, "Mereka juga harus hidup dengan risiko yang ada tersebut karena telah dibayar tinggi hingga 3 juta yen per bulan. Itu ya risiko sendiri sudah harus disadari mereka". Dengan kurs Rp 107 per yen, maka para pekerja ini mengantongi sedikitnya Rp 322 juta per bulan.
Perhitungan risiko bukan hanya soal teror dan kejahatan saja, tetapi juga resiko hidup jauh dari kota, risiko keamanan dan segalanya yang masuk dalam tunjangan berbagai hal sehingga gaji per bulan mencapai 3 juta yen per bulan.
Jumlah tersebut sekitar tiga kali lipat dari gaji biasa yang bekerja di tempat yang biasa, tidak berisiko tinggi seperti Aljazair, ungkapnya lagi.