Senin, 6 Oktober 2025

Waspada ke Klub Malam Jepang, Bisa Kena Target Bottakuri

Bagi orang asing mungkin banyak yang menganggap umumnya orang Jepang jujur dan baik. Masuk restoran percaya

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-inlihat foto Waspada ke Klub Malam Jepang, Bisa Kena Target  Bottakuri
TRIBUNNEWS.COM/RICHARD SUSILO
Sejumlah klub malam di wilayah Kabukicho Shinjuku, Tokyo, Jepang.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang

TRIBUNNEWS.COM - Bagi orang asing mungkin banyak yang menganggap umumnya orang Jepang jujur dan baik. Masuk restoran percaya saja pesan makanan dan berpikir semahalnya juga ya wajar saja mahal karena servis yang baik. Tapi begitu disodorkan bon tagihan, akan kaget sekali, bukan soal mahal sekali tetapi sudah seperti memeras. Misalnya satu cangkir teh paling mahal juga mungkin 500 yen atau sekitar Rp 54 ribu (kurs Rp 108 per yen), tapi ditagih 5.000 yen (Rp 542 ribu). Itulah yang disebut Bottakuri. Demikian dilaporkan Tribunnews.com dari Tokyo.

Hal ini terjadi tidak sedikit di klub-klub malam di Jepang. Bahkan seorang komedian Jepang, Tamotsu Kuroda, dua tahun lalu pernah kena Bottakuri di daerah Minami, Osaka. Begitu selesai makan di sebuah bar, ditagih 250.000 yen (Rp 27,1 juta). Padahal cuma makan dan minum biasa.

Manajernya mengomentari, kemungkinan Kuroda sudah dijadikan target Bottakuri karena tahu dia komedian terkenal Jepang dan bayar segitu juga mungkin tak seberapa baginya. Enggan ribut apalagi urusan dengan polisi, Kuroda membayarnya juga meskipun kesal sekali akhirnya.

Di satu daerah tempat Kuroda minum-minum itu saja ada sekitar 100 baru serupa. Belum daerah lain, belum lagi di Tokyo dan terutama daerah Kabukicho Shinjuku. Bisa ada ribuan bar di Jepang dan di antaranya ratusan yang mungkin suka melakukan Bottakuri yang jelas melanggar hukum tersebut.

Karena itu organisasi kamar dagang wilayah setempat dan polisi setempat biasanya telah mengirimkan surat dan selebaran kepada masyarakat agar berhati-hati terhadap bar demikian dan kepada bar yang bersangkutan mengingatkan agar tak melakukan Bottakuri demikian.

Meskipun demikian tetap saja berjalan hingga kini. Wajar dan masuk akal, dengan operasional demikian, menjalankan Bottakuri, penghasilan mereka bisa mencapai 10 juta yen per lokasi (Rp 1,08 miliar) dengan cara penipuan demikian.

Alasan yang mereka katakan, bar ini sewanya mahal sekali jadi terpaksa mengenakan makanan minuman berharga sangat mahal.

Namun dengan Revisi UU baru ke luar mengenai tempat hiburan malam, maka tempat hiburan malam harus tutup maksimal jam 1 pagi. Pemilik tempat hiburan malam juga tak boleh menggunakan orang atau stafnya untuk memanggil-mengajak masyarakat yang sedang jalan kaki di sekeliling bar tersebut untuk datang ke sana.

Jadi bila hal itu dilakukan dan masyarakat merasa terganggu, melaporkan ke polisi, maka sesuai Revisi UU tersebut polisi berhak segera menangkap orang yang memanggil-manggil tersebut. Para pemanggil biasanya calo, mendapat sekitar 5.000 yen (Rp 542 ribu) per orang kalau bisa memasukkan tamu ke bar tersebut.

Kalau bar minuman biasa, walau masih bisa dilakukan Bottakuri tapi masih kecil. Apabila bar yang ada pelayanan wanita dan minuman keras beraneka ragam, di sanalah keuntungan sangat besar diperoleh dengan Bottakuri tersebut. Alasannya, ajak bicara pelayan wanitanya, minumannya sudah mahal impor dan sebagainya.

Apabila wanita pelayan, yang pasti cantik dan seksi bisa melayani tamu yang datang dan mengajak minum, maka wanita tersebut bisa dapat tambahan komisi 30 persendari biaya fee kerjanya. Begitu besar komisi yang diperoleh sang wanita. Karena itu sang wanita biasanya agresif membujuk tamu laki-laki untuk semakin banyak minum dan terus berada di bar itu. Maka sang wanita akan dapat komisi besar  dan bar pun dapat men-charge sangat besar (cara Bottakuri) kepada sang tamu.

Tagihan yang snagat mengagetkan itu biasanya sedikitnya empat kali dari yang kita perkirakan mahal. Jadi kalau kita perkirakan, semahalnya paling 10,000 yen (Rp 1,08 juta), maka tagihan Bottakuri sedikitnya 40.000 yen (Rp 4,3 juta) akan kita dapatkan.

Biasanya tamu tidak sadar dan tak tahu berapa biaya-biaya pelayanan di dalam bar. Ada wanita yang cantik, dengan ramah dan manis menemani saja berbeda harga dengan, apabila wanita itu memijat punggung kita (yang mungkin lelah) berusaha sangat manis, menuangkan minuman, semua itu ada harganya masing-masing.

Lalu bagaimana kalau kita tak mau bayar? Biasanya bodyguard sudah siap sedia, model kalangan yakuza, dan pasti kita akan kena hajar habis. Jadi biasanya terpaksa membayar. Kalau tak ada uang tunai, mereka akan menanyakan kartu kredit. Ini juga bahaya karena akan ada kemungkinan kartu kita dipakai untuk kebutuhan yang lain tanpa sepengetahuan kita. Lalu saat tagihan kartu kredit kita terima akan teramat sangat kaget sekali tagihan menggelembung luar biasa. Kalau sudah demikian sebaiknya langsung ke polisi khusus penanganan kartu kredit untuk penanganan lebih baik lagi, karena jelas-jelas pidana berat, sama seperti pencurian kartu kredit.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved