Minggu, 5 Oktober 2025

'Rebek Timbok' Tradisi Berkebun Petani Lada Tempo Dulu

Bagi petani tempo dulu, menanam lada tak perlu banyak. Cukup dengan kisaran 200 hingga 500 batang.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-inlihat foto 'Rebek Timbok' Tradisi Berkebun Petani Lada Tempo Dulu
Bangka Pos
Penati lada sedang memetik buah lada di kebun

Laporan Wartawan Bangka Pos Ichsan Mokoginta Dasin

TRIBUNNEWS.COM, BANGKA -- Bagi petani tempo dulu, menanam lada tak perlu banyak. Cukup dengan kisaran 200 hingga 500 batang. Hasil panennya melimpah ruah, bisa mencapai 1 ton biji lada bahkan lebih dalam satu kali panen.

Untuk mendapatkan hasil melimpah walaupun dengan jumlah tanaman yang relatif sedikit, bukan hal yang mustahil. Perawatan adalah kunci utama.

Salah satu rahasia sukses perawatan tanaman lada para petani lada tempo dulu adalah dengan cara 'rebek timbok'.

'Rebek timbok' merupakan sistem perawatan kebun lada dengan cara memberi urukan tanah (timbok) di setiap lorong tanaman lada sehingga membentuk semacam siungan.

Setelah tanah urukan diratakan dan diberi galangan kayu, maka diatasnya dipasang mulsa dari dedaunan kayu (rebek).

Untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal, di atas dedaunan kayu (mulsa) yang disusun dengan rapi itu, diuruk (timbok) kembali dengan tanah. Prosesi Inilah yang dinamakan dengan sistem perawatan kebun lada 'rebek timbok'.

Sayangnya tradisi leluhur yang berpotensi membuat panen berlimpah itu sudah dilupakan orang.

"Kita-kita yang sekarang ini sudah tidak 'pengawa' (ulet) lagi. Padahal kakek dan bapak kami dulu tak pernah tanam lada berhektar-hektar, cukup dengan ratusan batang saja. Panennya mencapai 1 ton. Caranya ya, dengan sistem 'rebek timbok'," ujar Abdurrahman, petani lada Desa Petaling Kecamatan Mendobarat, Sabtu (5/1/2013) siang.

Baca juga:

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved