Pelabuhan Takalar Segera Ditenderkan
Proyek pemindahan Pelabuhan Soekarno-Hatta di Makassar ke Takalar ditenderkan awal 2013. Yang dipindahkan khusus untuk penumpang.
* Tender Dilakukan Kementerian Perhubungan
* Pelindo IV Akan Ikut Bersaing
TRIBUNNEWS.COM MAKASSAR- Proyek pemindahan Pelabuhan Soekarno-Hatta di Makassar ke Takalar ditenderkan awal 2013. Yang dipindahkan khusus untuk penumpang. Aktivitas petikemas dan kargo tetap di Makassar.
"Tender akan dilakukan Dinas Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI," ujar Direktur Utama Pelindo IV Harry Sutanto di Makassar, kemarin.
Sejumlah pedagang yang ditemui Tribun di Pelabuhan Soekarno-Hatta, Sabtu (15/1/20122), resah mendengar rencana itu. Ada 300 pedagang asongan dan 100-an pedagang kaki lima (PKL) yang tiap hari menggantungkan nasib di Pelabuhan Soekarno-Hatta.
Pedagang di Pasar Butung, Jl Sulawesi, Makassar, juga was-was dengan rencana itu. Mereka khawatir pembelian dalam jumlah besar, yang biasanya dilakukan penumpang kapal, akan berkurang.
Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Dr Muhammad Ali, memastikan pemindahan pelabuhan penumpang itu menumbuhkan peluang usaha sehingga tercipta lapangan kerja baru yang akan memberikan tambahan per kapita masyarakat (lihat, Peluang Usaha).
Sudah Lama
Harry menjelaskan, wacana pembangunan pemindahan pelabuhan penumpang itu sudah muncul dan diangkat oleh Pelindo IV sejak 2007. Pelindo IV merupakan salah satu konsorsium yang akan mengikuti tender tersebut.
Harry pernah mengatakan saat ini perusahaan sudah berusaha meningkatkan kapasitas Pelabuhan Soekarno-Hatta menjadi sekitar 457.000 per tahun.
“Dengan optimasi bisa sekitar 500.000 kontainer. Kalau lebih memang butuh pelabuhan baru itu,” katanya.
Harry mengatakan terminal penumpang secara ideal memang lebih cocok dipisah dari terminal barang dan peti kemas.
Wacana itu diklaim oleh Otoritas Pelabuhan (OP) Makassar berdasarkan rencana Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di kawasan Mamminasata (Makassar, Maros, Sungguminasa, dan Takalar).
Harry menambahkan saat ini pembangunan MNP sudah sangat mendesak untuk memaksimalkan perdagangan dan pengapalan barang dari dan ke Makassar dengan daerah Indonesia lain atau bahkan luar negeri.
Proyek tersebut menggunakan APBN senilai Rp 1,3 triliun. Pembangunan dijadwalkan rampung 2016.