Nasib Tragis Pemain Asing Persis Solo
BOPI: PT LPIS Harus Hargai Kontrak Pemain Sepakbola
BOPI meminta kepada pengelola kompetisi PT LI dan PT LPIS menghargai kontrak para pesepakbola yang bermain di Indonesia.

Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) meminta kepada pengelola kompetisi PT Liga Indonesia (PT LI) dan PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) untuk menghargai kontrak para pesepakbola yang bermain di Indonesia.
Kejadian meninggalnya pesepakbola asal Paraguay, Diego Mendieta menjadi pembelajaran bagi sepakbola Indonesia bagaimana cara menghargai seorang pesepakbola.
Manajemen klub Persis Solo diduga belum melunasi kewajiban pembayaran gaji Diego Mendieta selama empat bulan terhitung sekitar 120 juta. Tertundanya pembayaran itu membuat pesepakbola yang bermain di posisi penyerang itu tidak bisa membayar biaya rumah sakitnya.
"Kami meminta kepada PT LI dan LPIS untuk melakukan peninjauan kepada klub yang bermain di kompetisi bentukan mereka. Apabila ada tunggakan kepada pemain yang belum diselesaikan maka mereka harus segera menyelesaikannya,"tutur Pelaksana Tugas (Plt) Ketua BOPI Haryo Yuniarto saat ditemui di Kantor BOPI, Jakarta, Rabu (5/12/2012).
Menurut Haryo Yuniarto, apabila persoalan mengenai hak para pesepakbola tidak segera terselesaikan, maka bisa saja PT Liga Indonesia dan LPIS tidak diberikan rekomendasi untuk menyelenggarakan kompetisi di musim 2012-2013.
"Para penyelenggara olahraga profesional tidak bisa bermain-main terhadap hak para pemain. Kami meminta kepada mereka untuk lebih peduli. Jangan bermain-main untuk tidak menghargai kontrak pemain. Ini prinsip bagi kami demi kebaikan sepakbola profesional,"katanya.
Dalam waktu dekat, Haryo Yuniarto mengaku, akan bertemu dengan dua pengelola kompetisi sepakbola di Indonesia dan membahas terkait hal tersebut.