Senin, 6 Oktober 2025

Rumah Kontrakan Anggota Dewan Diserang

sekitar pukul 19.30 Wita. Semua kaca jendela pecah terkena batu yang dilempar warga.

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Rumah Kontrakan Anggota Dewan Diserang
ilustrasi pelemparan batu

Laporan Wartawan Pos Kupang, Alfons Nedabang

TRIBUNNEWS.COM, TAMBOLAKA--Dua rumah permanen milik John Banua (52) di Lokakaki, Dusun IV, Desa Weeronda, Kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, dirusak oknum bersenjata, Minggu (2/12/2012) sekitar pukul 19.30 Wita. Semua kaca jendela pecah terkena batu yang dilempar warga.

Jarak kedua rumah sekitar 15 meter. Rumah yang lebih besar dan letaknya di depan, ditempati John Buana bersama istri dan tiga anaknya. Rumah yang satunya dikontrak keluarga Thomas Tanggu Dedo, anggota DPRD SBD.

Penyerangan terhadap rumah kontrakan Thomas Tanggu Dendo oleh puluhan warga mengakibatkan berbagai kerusakan materiil dan keselamatan keluarga trancam. Tiga unit sepeda motor dicincang penyerang bersenjata tajam.

Mengetahui peristiwa tersebut, anggota polisi Polsektif Loura langsung terjun ke tempat kejadian yang letaknya tidak jauh dari seminari Mitra Buana.

Berkat kesigapannya, situasi mampu dikendalikan polisi. Beberapa warga yang mengalami trauma, kebanyakan anggota keluarga Thomas Tangu Dedo diangkut ke Mapolsektif. Setelah tenang, mereka mengungsi ke Kodi.

Polisi juga menahan beberapa barang bukti, di antaranya motor yang dirusak serta batu dan pecahan kaca. Saat itu polisi belum menahan seorang tersangka.

Beberapa saat setelah kejadian, John Banua melaporkan masalah yang menimpanya kepada polisi.

Ditemui di Mapolsektif Loura, John Banua menuturkan saat kejadian ia dan anggota keluarganya baru mulai makan malam.

"Anjing menggonggong sangat ribut. Kami lihat, ada orang berkelahi. Tiba-tiba mereka datang ke rumah saya dan matikan meteran listrik. Mereka hambur pakaian dan potong. Ember dicincang. Selain itu potong anjing, ada satu ekor yang mati. Anak-anak saya sampai histeris karena takut," tuturnya sembari menambahkan rumahnya dipenuhi batu-batu yang dilempar.

Ia mengaku tidak tahu pasti apa penyebabnya. Informasi yang ia peroleh, warga yang ada di belakang rumahnya ada masalah sehingga ada warga yang datang ribut .

"Ada sepuluh jendela, semua kacanya pecah. Termasuk kaca jendela ventilasi. Saya dan keluarga baru bisa keluar rumah setelah anggota polisi ke lokasi," katanya.

"Saya tidak ada masalah dengan sapa-sapa. Saya bingung, siapa yang harus bertanggungjawab sehingga saya laporkan ke polisi. Saya harap polisi yang melakukan penyidikan bisa mengungkap pihak-pihak yang bertanggungjawab," harapnya.

Menurut John, peristiwa itu meninggalkan pengalaman traumatis bagi keluarganya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved