Jurang di PSMS Makin Lebar
Upaya terakhir untuk menyatukan PSMS Medan besar kemungkinan juga bakal menemui kegagalan
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -- Upaya terakhir untuk menyatukan PSMS Medan besar kemungkinan juga bakal menemui kegagalan. Opsi yang mengemuka dari "pertemuan rahasia" Ketua PSMS "Birokrat" Benny Sihotang dan Ketua PSMS "Swasta" Indra Sakti Harahap, ditolak mentah-mentah oleh jajarannya masing-masing.
Seperti diungkap Tribun pada pemberitaan kemarin, terdapat sedikitnya empat opsi sebagai syarat rekonsiliasi.
Pertama, ada dua jabatan ketua umum, karena ternyata, baik Benny maupun Indra enggan mundur dari jabatannya. Opsi kedua, tidak ada jabatan sekretaris umum. Hingga otomatis, baik Iswanda Nanda Ramli di kubu "Birokrat" maupun Martius Latuperissa di kubu "Swasta", tidak ada lagi di jajaran kepengurusan. Meski demikian, jabatan-jabatan lain tidak "diganggu-gugat".
Opsi ketiga, pemain digabung. Sedangkan keempat, Pelatih Kepala PSMS "Swasta", Suimin Diharja, dialihkan jabatannya menjadi direktur teknik, sedangkan jabatan pelatih kepala dipercayakan pada pada Pelatih Kepala PSMS "Birokrat, Abdul Rahman Gurning.
Dua opsi pertama langsung ditolak. Seluruh pengurus PSMS "Birokrat" yang hadir pada rapat di Gedung PSMS, kawasan Stadion Kebun Bunga, Sabtu (1/12/2012) malam, bersuara senada.
Ketua Harian PSMS "Birokrat", Freddy Hutabarat, bahkan menyebut akan mundur dari jabatannya apabila konsep ini direalisasikan. "Dua ketua umum saya mundur. Saya tetap mundur kalau Indra Sakti yang jadi ketua umum. Namun kalau dia bergabung dan jadi, misalnya, ketua harian, saya akan berikan jabatan ini untuk dia," sebutnya.
Pernyataan yang sama dilontarkan Nanda Ramli dan Wakil Manajer, Julius Raja. "Kalau memang PSMS bisa satu dan saya tidak diinginkan jadi Sekum, saya bersedia mundur secara baik-baik. Saya tidak gila jabatan. Kalau ada dua ketua umum, saya juga mundur," ujar Nanda.
Sedangkan Raja menertawakan konsep itu. "Di mana-mana, di seluruh dunia, tak ada klub yang punya dua ketua umum. Terus terang saja, kalau itu yang terjadi, nggak akan ada yang mau jadi pengurus," katanya.
Benny Sihotang usai rapat, mengatakan, pendapat para pengurus teras PSMS "Birokrat" membuatnya memutuskan untuk menolak keempat opsi itu. "Jadi akhirnya memang tak mungkin saya terima hasil pertemuan itu. Jika saya terima, semua pengurus akan mundur. Tidak mungkin hanya saya saja yang menjadi pengurus nanti," ucapnya.
"Rekonsiliasi sudah kita tawarkan bahkan sebelum RALB dilakukan. Kita tawarkan ke Indra Sakti supaya dia mendaftar jadi Ketua Umum. Namun dia tidak mau. RALB kita sudah sesuai dengan AD/ART. Oleh karena itu, kepada teman-teman media, dengan ini saya menyatakan menolak hasil pertemuan kemarin dan akan melanjutkan kepengurusan kami," katanya menambahkan.(Tribun Medan/ibr)
Klik Tribun Jakarta Digital Newspaper