Kalau Perlu Presiden Turun Tangan untuk Atasi Pembajakan
Indonesia memiliki potensi di industri kreatif, salah satunya dalam bidang musik.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia memiliki potensi di industri kreatif, salah satunya dalam bidang musik.
Namun, banyaknya musisi, ternyata belum bisa menyemarakkan industri musik di Tanah Air, setidaknya untuk saat ini.
Ini disampaikan oleh Arnel Affandi, produser musik. Menurut Arnel, saat ini musik Indonesia sedang 'mati'.
Sebab, banyak band yang tidak bisa berjualan album, ring back tone (RBT), dan musik digital, karena adanya pembajakan.
"Misalnya RBT, pelanggan merasa ada pencurian pulsa, yang melakukan itu oknum dari konten provider, bukan kami. Kami korban," kata Arnel, saat ditemui di Epicentrum, Jakarta, Sabtu (24/11/2012).
Untuk mengatasi pembajakan, tutur Arnel, pemerintah harus turun tangan. Langkah presiden membentuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, merupakan hal positif dalam menaungi industri musik.
Tapi, di sisi lain, Kementerian Komunikasi dan Informatika tidak mengeblok atau menutup situs unduh ilegal, serta tidak menindak tegas pelaku pembajakan.
"Dua tahun lalu, menterinya akan blok situs download lagu, sudah pencet tombol, setuju, tapi mana? Situs itu masih ada," ujar eksekutif produser Ada Band.
Untuk mengatasi masalah hak cipta serta pembajakan, Arnel berharap pemerintah, atau jika perlu presiden, turun tangan melakukan political will dan political action, untuk pengembangan musik Indonesia dan hak ciptanya.
"Ironis sekali musik Indonesia seperti ini, sementara presidennya buat album," sindirnya. (*)