Selasa, 7 Oktober 2025

DBD dan Malaria Ancam Warga Garut

Memasuki musim hujan, wabah demam berdarah dengue (DBD) mulai menyerang Kabupaten Garut.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-inlihat foto DBD dan Malaria Ancam Warga Garut
(Sriwijaya Post/Syahrul Hidayat)
Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Memasuki musim hujan, wabah demam berdarah dengue (DBD) mulai menyerang Kabupaten Garut. Sejak pertengahan Oktober, sedikitnya 15 warga Kecamatan Limbangan dan Cibiuk diduga terserang DBD.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Dede Rohmansyah, mengatakan selain disebabkan buruknya sanitasi lingkungan di kawasan endemis DBD, penyakit ini disebabkan faktor kiriman atau penularan dari luar Kabupaten Garut.

Dede mengatakan kawasan endemis DBD berada di kawasan utara Kabupaten Garut, yaitu Kecamatan Limbangan, Cibiuk, Malangbong, Cibatu, Leuwigoong, dan Selaawi.

"Kasus DBD akibat faktor kiriman atau penularan contohnya terjadi pada warga Garut yang bekerja di luar Garut. Kemudian dia terkena DBD di tempat kerjanya. Saat pulang masih sakit, dia bisa menularkan DBD. Bisa juga dilakukan oleh warga yang hanya melintasi Garut," ujar Dede saat ditemui di Kantor Pemerintah Kabupaten Garut, Selasa (6/11/2012).

Hingga awal November, menurut Dede, tercatat 15 terduga DBD dari Kecamatan Limbangan dan Cibiuk. Mereka menjalani perawatan di Puskesmas DTP Limbangan. Enam penderita di antaranya berasal dari Kecamatan Limbangan dan sembilan lainnya dari Kecamatan Cibiuk.

Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Yeti Heryati, mengatakan pada 2012 terdapat 378 kasus DBD. Dari jumlah tersebut, 282 kasus di antaranya demam dengue (DD) dan 96 kasus lainnya DBD.

DBD dan DD, kata Yeti, hampir sama karena disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypti. Bedanya, ujar Yeti, DBD berada pada tingkatan lebih parah dan pasien disertai pendarahan, sedangkan DD tidak disertai pendarahan. Dari semua kasus yang terjadi tahun ini, menurut Yeti, tidak ada warga yang meninggal akibat DBD dan DD.

Menurut Yeti, jumlah penderita DBD tahun 2012 mengalami penurunan dari jumlah tahun sebelumnya. Tahun 2011, jumlah warga Kabupaten Garut yang terjangkit DBD mencapai 558 kasus, yakni 242 kasus DD dan 316 kasus DBD.

Kepala RSUD Pameungpeuk, dr Nadia Fachruddin, mengatakan selain DBD, warga Kabupaten Garut harus mewaspadai malaria. Nadia mengatakan, di kawasan selatan Kabupaten Garut, penyakit malaria lebih mendominasi dibandingkan DBD.

"Semua wilayah di kawasan selatan Garut adalah endemis malaria jenis tersiana. Penyakit ini disebabkan oleh Vivax. Malaria menjadi penyakit endemis di selatan karena kondisi wilayah yang memiliki pantai," ujarnya.

Beberapa wilayah endemis malaria, ujar Nadia, adalah Kecamatan Cibalong, Cikelet, Mekarmukti, Bungbulang, Pameungpeuk, Caringin, dan Pakenjeng. Kasus malaria, katanya, selalu terjadi setiap tahun.
"Jumlah penderita malaria tidak bisa dipastikan secara keseluruhan karena datanya tersebar di setiap puskesmas. Di RSUD Pameungpeuk saja misalnya, setiap bulan pasti ada dua atau lebih warga yang terjangkit malaria," tuturnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved