Petugas perempuan di polisi syariah Arab Saudi
Kepala Kepolisian Syariah Arab Saudi atau Hai'a mengatakan ada tekanan untuk memperkejakan perempuan dalam satuannya dan perekrutan akan segera dilakukan.

Perempuan Arab Saudi sering menjadi sasaran polisi syariah.
Presiden Kepolisian Syariah Arab Saudi atau Hai'a mengatakan ada tekanan untuk memperkejakan perempuan dalam satuannya dan perekrutan akan segera dilakukan.
Dalam wawancara dengan koran Saudi Gazette, Sheikh Abdul Latif al-Alsheikh mengatakan polisi perempuan bisa ditugaskan untuk meningkatkan kesadaran beragama dan memberikan panduan.
Dia menambahkan bahwa para polisi perempuan itu akan berada di bawah pengawasan departemen perempuan yang independen, sama seperti di lembaga-lembaga pemerintah lainnya.
Polisi syariah Arab Saudi bertugas untuk mengawasi penerapan norma budaya Islam yang ketat dan biasanya permpuan yang sering menjadi sasaran.
Selain harus mengenakan kerudung dan dan menutup seluruh tubuh jika berada di depan umum, perempuan Arab Saudi juga dilarang mengemudikan mobil.
Pembatasan wewenang

Raja Abdullah sedang menempuh upaya reformasi namun secara hati-hati.
Aparat polisi syariah sering terlihat berkeliling di pusat-pusat pertokoan untuk memastikan perempuan menggunakan baju yang menutupi hingga ke kaki dan kerudung yang melindungi rambut.
Walau masuknya perempuan ke dalam polisi syariah jelas tidak akan langsung mendorong kelonggaran bagi perempuan, wartawan BBC untuk kawasan Timur Tengah, Farhana Dawood, melaporkan langkah tersebut merupakan salah satu langkah maju dalam upaya reformasi Raja Abdullah yang dijalankan dengan hati-hati.
Awal Oktober, Sheikh Abdul Latif al-Alsheikh, juga menjanjikan diberlakukannya pedoman baru bagi polisi syariah untuk tindakan berlebihan oleh anggotanya yang sempat menyulut penentangan massal baru-baru ini.
Dia mengatakan polisi syariah tidak akan menangkap lagi pria yang tidak didampingi keluarga jika memasuki pusat pertokoan karena menjadi pihak yang dicurigai berada di kawasan itu.