Lima Perambah Taman Nasional Kerinci Akhirnya Dilepaskan
Lima warga Sulak yang menjadi tersangka perambahan di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), tepatnya di Desa Pasir Jaya, Kecamatan Sulak Mukai
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Edi Januar
TRIBUNNEWS.COM, KERINCI - Lima warga Sulak yang menjadi tersangka perambahan di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), tepatnya di Desa Pasir Jaya, Kecamatan Sulak Mukai, akhirnya dilepaskan dari tahanan Mapolres Kerinci.
Informasinya, lima tersangka dilepaskan Senin (15/10/2012) sekitar pukul 17.00 WIB, dan langsung dipulangkan ke rumahnya masing-masing.
"Ya, warga yang ditangkap TNKS sudah dilepaskan hari ini. Hal tersebut menyusul dengan adanya kesepakatan warga dengan sejumlah pihak, saat digelarnya hearing di DPRD kemarin," ujar sumber Tribun Jambi (Tribun Network) saat dikonfirmasi Senin (15/10/2012).
Kapolres Kerinci, AKBP Ismail, melalui Kasat Reskrim, AKP H Abdul Roni yang dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Menurut kasar reskrim, dilepaskannya lima warga tersebut setelah mereka mengajukan penangguhan penahanan.
"Ya, permohonan penangguhan penahanannya sudah masuk sejak kemarin. Pelepasannya sudah dilakukan sore," kata Roni, Senin (15/10/2012) di ruang kerjanya.
Namun, walau tersangka dilepas, Roni mengaku kasusnya tetap dilanjutkan, dan akan dimajukan ke meja hijau. "Kasusnya tetap berlanjut. Tadi siang sebelum dilepaskan mereka juga sudah diperiksa," katanya.
Kelima tersangka mengajukan penangguhan penahanan dengan jaminan keluarga. "Ditambah dengan surat-surat berharga seperti sertifikat," katanya.
Penangguhan penahanan, kata Roni, hanya berlaku selama kasusnya belum dilimpahkan ke kejaksaan. "Kalau sudah dilimpahkan, itu akan menjadi urusan kejaksaan lagi," katanya.
Lima warga yang ditahan tersebut, yakni JN (35), SY (42), HR (40), BS (38), dan HA (35). Mereka diduga merambah kawasan TNKS, untuk dijadikan kawasan perladangan.
Kepala Seksi Wilayah I, Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat, Agusman mengatakan, tersangka ditangkap saat membuka lahan perkebunan kopi. "Selain merambah, mereka juga sudah membuat pemukiman di dalam kawasan," jelasnya.
Baca Juga: