Kamis, 2 Oktober 2025

Trauma anak-anak Suriah 'mengerikan'

Anak-anak Suriah yang mengalami penyiksaan dan menyaksikan kekerasan menghadapi trauma "mengerikan", menurut badan amal Save the Children.

Anak-anak Suriah di pengungsian

Save the Children mendokumentasikan kesaksian anak-anak Suriah di pengungsian.

Anak-anak di Suriah mengalami penyiksaan, penculikan, dan menyaksikan kekerasan, menurut laporan badan amal Save the Children.

Badan amal ini menyusun kesaksian dari anak-anak Suriah yang mengungsi dan menyerukan kepada PBB untuk meningkatkan jumlah staf di lapangan.

Save the Children mengatakan hampir setiap anak yang mereka temui menyaksikan anggota keluarga mereka dibunuh.

Badan ini mendokumentasikan berbagai kasus penyiksaan terhadap anak-anak selama konflik 18 bulan di Suriah.

Laporan badan amal ini termasuk seorang anak laki berusia 15 tahun dengan tubuh penuh dengan sundutan rokok dan dikurung di gedung sekolahnya.

Anak lain bercerita tentang disetrum dan juga dimasukkan ke dalam sel yang berisi mayat-mayat yang membusuk.

Seorang remaja lain, Wael, mengatakan ia melihat anak berusia enam tahun meninggal setelah disiksa dan mengalami kelaparan.

Seolah seekor anjing

Wael yang berusia 16 tahun itu mengatakan, "Saya melihat anak (laki-laki) itu meninggal. Ia sempat bertahan tiga hari dan kemudian meninggal."

"Ia sangat ketakutan. Mereka memperlakukan jenazahnya seolah ia seekor anjing."

Laporan Save the Children itu menggambarkan tindakan itu, "konsisten, berlangsung terus, dan mengerikan."

Cat Carter, juru bicara badan amal tersebut mengatakan, "Pengalaman yang saya dengar dari anak-anak ini jelas mengerikan. Saya dengar anak-anak usia 10 tahun disiksa. Saya dengar anak-anak usia delapan tahun membantu menarik jenazah dari puing-puing bangunan dengan tangan mereka sendiri."

Badan amal yang berkantor di Inggris ini meminta PBB menambah staf di lapangan untuk mendokumentasikan kekerasan ini sehingga mereka yang terlibat dapat diminta pertanggung jawabannya.

Sebelumnya, utusan PBB Lakhdar Brahimi mengatakan kondisi di Suriah "sangat buruk dan semakin parah."

Brahimi mengakui bahwa ia belum memiliki rencana jelas untuk membawa perdamaian di negara itu. Ia sebelumnya memberikan penjelasan kepada Dewan Keamanan menyusul kunjungan pertama ke Suriah.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved