Selasa, 30 September 2025

Seorang Kakek Gasak Sepeda Motor

Usia yang sudah tua ternyata tak membuat Muritno alias Mursid (52) yang sudah menjadi seorang kakek takut untuk mengasak sepeda mo

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Seorang Kakek Gasak Sepeda Motor
net
ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM SLEMAN-Usia yang sudah tua ternyata tak membuat Muritno alias Mursid (52) yang sudah menjadi seorang kakek takut untuk mengasak sepeda motor. Bahkan kakek satu cucu ini rajin memantau rumah yang tak terkunci pintu maupun jendelanya dan dengan mudah mengambil barang berharga seperti sepeda motor yang kuncinya tergantung disepada motor.

Aksi kakek yang pekerjaanya tak tentu dan kadang-kadang menjadi kuli bangunan ini biasanya dilakukan saat malam hari dan penghuni rumah lalai. Saat beraksi biasanya dia naik angkot dan melihat rumah yang tak terkunci baik pintu maupun jendelanya.

Dia melakukan aksi sendiri tanpa bantuan seorang teman. Saat tertangkap pada Senin (17/9/2012) lalu dia karena Ibnu sudah tertangkap dahulu. Dia disuruh ke Muntilan dan langsung disergap anggota polisi. Informasi penangkapan pertama karena sudah ada laporan dari masyarakat. Kemudian pada Selasa (18/9/2012) Joko baru tertangap.

  Dalam aksi terakhirnya Muritno berhasil mengasak motor tiga unit. Dalam kurun waktu sebulan. Di  Trimulyo, Beran  dia berhasil mengasak Honda Beat, di Panasan Triharjo, Beran, Sleman  dia mengasak Yamaha Mio dan di Cemoro, Tempel dia berhasil mengasak Yamaha  Mio dan hand phone nokia.

  Barang curianya tersebut biasanya dijual melalui perantara yakni Ibnu (49) warga Banyudono, Magelang, Jateng dan Penadah adalah Joko Santoso alias Peteruk (43) warga Secang, Tempel.

"Modus pelaku melihat situasi rumah yang tidak dikunci rumahnya. Begitu pula untuk kunci motor juga tergantung dimotor," kata Kasat Reskim Polres Sleman AKP Heru Muslimin Rabu (19/9).

Muritno mengaku tak merusak pintu jendala dan kunci pengamanan. Namun dia hanya memanfaatkan warga  yang lupa mengkunci rumah dan sepeda motornya. Sehingga dengan leluasa bisa mengambil barang tersebut.

"Saya tak merusak, saya mencuri karena kepepet penghasilan saya kurang. Hasil motor yang dicuri biasanya untuk foya-foya. Satu sepeda motor kadang dijual Rp 1,5 juta-Rp 2 jutaan," akunya. (cba)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved