Minggu, 5 Oktober 2025

Teknis Distribusi BBM Diserahkan ke Distamben Nunukan

Ketua Tim Pengawasan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Nunukan Hanafiah mengatakan, selama ini tim yang ia pimpin sudah maksimal bekerja

Editor: Dewi Agustina

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru

TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Ketua Tim Pengawasan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Nunukan Hanafiah mengatakan, selama ini tim yang ia pimpin sudah maksimal bekerja melakukan monitoring penyaluran BBM di Nunukan. Persoalan teknis distribusi BBM yang menyebabkan semakin panjangnya antrean ditambah antrean jeriken nelayan di agen penyalur minyak solar (APMS), hal itu menjadi tugas Dinas Pertambangan dan Energi Nunukan.

"Tm ini sudah bekerja, tetapi masalah BBM ini kembali tugasnya Dinas Pertambangan yang memang ke sektor itu. Kami ini kan sebagai tim, mengkoordinasikan mana hal-hal yang perlu kita pecahkan bersama, maka kita putuskan dalam rapat. Tetapi dalam persoalan di lapangan, teknisnya kembali ke Dinas Pertambangan," kata Asisten II Setkab Nunukan ini.

Hanafiah mengatakan, sebenarnya hasil-hasil rapat tim sudah dilaksanakan namun di lapangan tidak bisa berjalan optimal karena sejumlah kendala.

"Rencananya kita mau rapat, nanti akan kita putuskan. Sebab tidak sepenuhnya kita salahkan Distamben karena pasokan BBM secara umum, premium kan juga sangat-sangat terbatas selain kebutuhan kita memang banyak," ujarnya.

Pemkab Nunukan menempuh langkah menutup kios-kios BBM di laut. Akibatnya, para nelayan termasuk transportasi di laut harus mendapatkan BBM di APMS. Kondisi ini sangat dikeluhkan, karena tanpa antrean jeriken, warga Nunukan sudah sangat disusahkan dengan panjangnya antrean kendaraan untuk mendapatkan BBM terutama jenis premium.

"Terus masalah mungkin yang dievaluasi kios-kios di laut tidak mendapatkan rekomendasi dari Distamben. Karena Distamben punya dasar, kenapa tidak memberikan rekomendasi lagi? Mungkin ini kita bahas lagi di rapat. Kemudian APMS di laut yang terapung itu kan memang jatahnya sangat kecil cuma 25 ton perbulan. Itu sangat tidak memenuhi kebutuhan masyarakat nelayan kita yang jumlahnya sangat banyak. Belum lagi speed ke Sebuku, ke Siemanggaris," ujarnya.

Baca Juga:

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved