Triya Gagal Perbaiki Rekor
PELARI putri jarak jauh Indonesia, Triyaningsih gagal mencapai target untuk memperbaiki rekor pribadi di Olimpiade London 2012.

TRIBUNNEWS.COM, LONDON - PELARI putri jarak jauh Indonesia, Triyaningsih gagal mencapai target untuk memperbaiki rekor pribadi di Olimpiade London 2012. Bertarung di nomor maraton kemarin, Triya, panggilannya, hanya menempati peringkat 84 dari dengan catatan waktu 2:41:15. Catatan tersebut terpaut sangat jauh dari catatan terbaiknya, 2:31menit yang diraih di Asian Games Guangzhou 2010.
Keluar sebagai juara di nomor maraton sejauh 42 km yang mengitari area kota London ini adalah pelari putri Ethiopia, Tika Gelana dengan catatan waktu 2 jam 23.97 diikuti pelarih Kenya, Priscah Jeptoo dengan selisih waktu lima detik. Pelari Rusia, Tatyana Petrova Arkhipova meraih medali perunggu.
Sejumlah 106 pelari start mulai pukul 17.00 WIB di bawah naungan Matahari yang cerah. Angin berembus cukup kencang yang membantu para pelari untuk makin ringan melangkahkan kaki. Suasana seperti itu sepertinya sangat kondusif untuk para pelari. Namun, di tengah pertandingan, hujan lebat tiba-tiba mengguyur.
Ekstremnya cuaca di London ini pula sepertinya yang membuat pelari andalan Indonesia, Triyaningsih jadi kedodoran. Tadinya, Triya digadang-gadang bisa masuk 16 besar, bahkan sepuluh besar.
Di pihak lain, catatan waktu 2.41 menit yang ditorehkan Triyaningsih itu mencapai target dari sang pelatih, Pikauli. Sebelum Triya berangkat ke London, pelatih asal Palembang itu mengatakan target Triya cukup untuk melampaui limit B Olimpiade yaitu 2 jam 43 menit.
Pasalnya, menurut sang pelatih, untuk melampaui catatan waktu Asian Games (2 Jam 31 menit) terbilang sulit lantaran pelari 25 tahun itu masih terganggu cedera.
Menurut Pikauli, Triya yang meraih tiga medali emas di SEA Games tahun lalu ini punya riwayat cedera pada kedua penampang kakinya serta pada kedua ibu jari kakinya.
Cedera tersebut, katanya, membuat tumpuan lari yang sebelumnya pada ibu jari menjadi berubah sehingga memengaruhi performanya.
Triyaningsih merupakan atlet Indonesia terakhir yang bertanding. Dengan demikian, perolehan medali Indonesia bertahan dengan satu medali perak, dan satu medali perunggu yang masing-masing diraih lifter Triyatno, dan Eko Yuli Irawan dari cabang angkat besi. Den