Kamis, 2 Oktober 2025

Pembantaian Rohingya di Myanmar

Massa Garda Bangsa Sholat Ghaib depan Kedubes Myanmar

Ratusan massa Dewan Koordinasi Nasional Gerakan Pemuda Kebangkitan Bangsa (DKN Garda Bangsa) PKB menggelar aksi unjuk rasa

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto Massa Garda Bangsa Sholat Ghaib depan Kedubes Myanmar
Hasanuddin Aco/Tribunnews.com
Massa Garda Bangsa Sholat Ghaib depan Kedubes Myanmar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ratusan massa Dewan Koordinasi Nasional Gerakan Pemuda Kebangkitan Bangsa (DKN Garda Bangsa) PKB menggelar aksi unjuk rasa dilanjutkan shalat ghaib depan Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta, Senin (6/8/2012), sore.

Salat ghaib bertujuan untuk mendoakan saudara muslim yang telah meninggal dunia dalam tragedi Rohingya agar diterima di sisi Allah dalam keadaan sebagai Syahid. Sementara aksi unjuk rasa digelar sebagai solidaritas Tragedi Kemanusiaan Komunitas Muslim Rohingya di Myanmar.

Kekerasan etnis di Myanmar itu membuat massa Garda Bangsa menyerukan perdamaian di Myanmar. Jika sebelumnya Garda Bangsa memprotes keras aksi pembantaian di Myanmar itu maka hari ini Garda Bangsa langsung berunjuk rasa depan Kedubes Myanmar.

"Tindakan ini untuk menggalang dukungan publik dalam dan luar negeri agar berpadu menekan pemerintahan Myanmar untuk menghentikan pelanggaran HAM kekerasan etnik atau tindak kejahatan kemanusiaan terhadap etnik Rohingya," ujar Ketua Umum Dewan Koordinasi Nasional (DKN) Garda Bangsa M Hanif Dhakiri.

Dijelaskan stop dan hentikan kekerasan terhadap etnis Rohingya sekarang juga sebab kekerasan fisik akan meningkatkan eskalasi konflik, mendatangkan tekanan dunia internasional hingga skala tertentu dipastikan akan menghadirkan sanksi dari PBB maupun hubungan diplomatik oleh sejumlah negara tetangga Myanmar dan merugikan Myanmar sendiri.

"Kami meminta kepada pemerintah Myanmar untuk membuka akses seluasnya kepada semua pihak mengetahui duduk persoalan sebenarnya danm pengusutan pelanggaran HAM yang terjadi terhadap minoritas Rohingya maupun kepada semua pihak yang hendak memberikan bantuan keadilan kemanusiaan, kesehatan, dan pendampingan rehabilitasi pascakonflik," ujarnya.

Selain itu, pihaknya mendesak pemerintah Myanmar mengusut tuntas dan menjatuhkan hukuman yang berat kepada semua pihak yang terindikasi melakukan tindak kekerasan dan pelanggaran HAM terhadap minoritas Rohingya.

Sekaligus meminta pemerintah Myanmar bertindak adil, netral, dan tidak berat sebelah dengan berorientasi pada penyelesaian konflik Rohingya secara adil, berperikemanusiaan dan berlandaskan nilai-nilai HAM.

Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Febrio Robbano, mengatakan, kekerasan terhadap etnis Rohingya oleh junta militer Myanmar merupakan bentuk pelanggaran HAM berat.

"Dalam kasus ini telah terjadi pelanggaran HAM dan pembersihan etnis. Maka, perlu adanya perlindungan hak terhadap minoritas. Apalagi saat ini status kewarganegaraan muslim Rohingya tidak diakui oleh negaranya sendiri," tegas Ketua Akpolbang angkatan IV Garda Bangsa itu.

"Aksi akan diakhiri dengan shalat ghaib untuk para korban pembantaian dan qunut nazilah untuk mendoakn para arwah syuhada yang telah direnggut nyawanya demi mempertahankan iman," ujarnya.

Ayo Klik:

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved