Konflik PSSI
Rapat Joint Committee Berjalan Lambat karena Ada Dua PSSI
PSSI versi La Nyalla akan mengajukan finalisasi position paper atau rekomendasi proposal sebagai referensi hasil pembahasan MoU
TRIBUNNEWS.COM - Anggota Joint Committee dari kubu PSSI versi La Nyalla Mahmud Mattalitti, akan mengajukan finalisasi position paper atau rekomendasi proposal sebagai referensi hasil pembahasan MoU. Langkah ini ditempuh sebagai upaya menyiapkan tahapan proses dari pembahasan MoU di rapat Joint Committee, agar lebih menjanjikan.
"Proses pembahasan MoU dalam rapat JC terasa lambat dan kurang menjanjikan. Ini karena JC terdiri dari dua PSSI yang berbeda. Karena itu kami dari anggota JC versi La Nyalla telah menyiapkan tahapan proses yang lebih menjanjikan supaya semua proses bisa berakhir baik," ujar Joko Driyono saat di temui dalam acara buka puasa bersama PSSI hasil KLB Ancol di Area Lounge VIP Barat, Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (5/8/2012) sore.
Joko Driyono mengatakan, tahapan proses itu berupa finalisasi position paper atau rekomendasi proposal untuk referensi yang akan dibawa di Joint Committee atau di Task Force AFC dan FIFA.
"Rekomendasi proposal itu dibahas oleh empat anggota JC dari kubu PSSI versi La Nyalla Mahmud Matalitti, yang diwakili oleh Djamal Aziz, Joko Driyono, Hinca Panjaitan, dan Togar Manahan Nero,"katanya.
Menurut Joko Driyono, position paper akan tuntas di 8 atau 10 Agustus ini, dan dari situ dia berharap serta meminta kepada Joint Committee dan Task Force AFC melakukan rapat pleno dan melakukan pembahasan pada 27 atau 29 Agustus.
Joko Driyono menambahkan, jika position paper telah disampaikan, maka diharapkan JC akan merilis position paper serta memastikan kepada anggota JC mengenai hasil akhir mengenai pembahasan MoU.
"Dengan adanya position paper, membuat rapat JC lebih efektif dan harapannya untuk membawa position paper menjadi jawaban akhir dari JC," tambahnya.