Bunyi Meriam di Masjid Ini Penanda Masuk Puasa
Zaman dulu, Masjid Sabilil Huda Gorontalo cukup unik untuk memberikan pengumuman sesuatu kepada masyarakat luas menggunakan meriam.

Laporan Wartawan Tribun Gorontalo Budi Susilo
TRIBUNNEWS.COM, GORONTALO - Zaman dulu, Masjid Sabilil Huda Gorontalo cukup unik untuk memberikan pengumuman sesuatu kepada masyarakat luas menggunakan meriam.
Kala itu, mesjid ini dilengkapi meriam buatan bangsa Portugis, yang fungsinya bukan untuk menyerang musuh, apalagi sebagai ajang pamer kekuatan benteng pertahanan.
Ditemui, Rusdi Pongoliu (41), penjaga Mesjid Sabilil Huda menuturkan, meriam itu ada pada tahun 1585 bertepatan dengan pendirian mesjid.
"Sekarang meriamnya tinggal satu, yang lainnya hilang tidak terawat, entah dimana bekasnya tidak diketahui," ujarnya kepada tribungorontalo.com (Tribun Network), Senin (27/7/2012).
Padahal tuturnya, meriam itu ada lebih dari satu. Diperkirakan meriam itu ditaruh di tiap-tiap sudut mesjid yang membentuk persegi. "Posisi meriam menghadap ke bangunan mesjid," urai Rusdi.
Pantauan tribungorontalo.com, posisi meriam yang hanya satu-satunya tersisa berada di luar mesjid. Berjarak sekitar 50 meter menghadap bangunan mesjid.
Kondisi meriam sekarang sudah dicat putih dan berada di pekarangan rumah warga setempat. Meriam tergeletak dengan alas dari sebuah kotak persegi dari beton semen.
"Lokasinya ini asli. Tidak ada perubahan, memang awalnya disini tidak dipindah-pindah," ungkap Rusdi.
Fungsi dari meriam itu, kata Rusdi, untuk penanda bunyi sebagai pemberitahuan kalau ada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha serta juga bulan Puasa Ramadan.
"Kalau sudah waktunya mau puasa meriam bunyi, meledak yang bisa didengar masyarakat setempat," ungkap pria yang kesehariannya menjadi pegawai honorer Pemda Gorontalo ini.
Bagi anda yang penasaran ingin tahu saksi sejarah eksistensi mesjid tersebut, datangi saja langsung di alamat Kecamatan Kota Timur Kelurahan Tamalate Kota Gorontalo.