Perampok Kuras Rp 1, 5 M, Cuma Sepatu tak Dibawa
Ayek dirampok saat kendaraannya diparkir di rest area Tol Palikanci kilometer 226, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon.
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Peristiwa kehilangan batu permata, barang dan sejumlah uang yang nilainya jika ditotal mencapai sekitar Rp 1,5 Miliar yang menimpa Ayiek Mohammad (51) warga Jalan Magelang Km 17, Nyebong, Margorejo, Tempel, Sleman membuat kaget keluarganya. Puteri kelimanya Faridah Baafagih (20) dan ibunya Gamar Al Haddad tak menyangka saat menerima telepon dari Ayek ketika hartanya hilang saat kendaraannya diparkir di rest area Tol Palikanci kilometer 226, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jumat (20/7/2012) sekitar pukul 08.00 WIB. Padahal kendaraanya hanya ditinggal sekitar 10 menit.
"Kaget banget ketika terima kabar itu dari ayah, yang terima telepon pertama kan saya sama nenek. Kami gak percaya ayah kehilangan batu permata dan uangnya. Biasanya ayah gak bawa uang tunai dalam jumlah banyak, karena pakai rekning bank atau bawa ATM saja," kata Faridah kepada Tribun Jogja di rumah neneknya Jalan Magelang Km 17, Nyebong, Margorejo, Tempel.
Saat menelepon keluarganya, ayah sembilan putera itu menurut keluarganya terlihat bingung, sebab dia tak pernah mengalami kejadian seperti ini, meski telah berbisnis batu permata sejak usianya 25 tahun.
"Ayah nampak bingung, karena kejadianya sangat cepat. Dia seakan tak percaya. Mobilnya dibandrek sehingga pencuri mudah mengambil barang ayah. Tapi kok cepat sekali, padahal cuma 10 menit ditinggal. Ayah kira aman, karena masih jam delapan pagi," lanjut Faridah.
Selain berbisnis menjual permata ketika ada pesanan, Ayek juga menjadi makelar mobil. Biasanya Ayiek menerima pesanan batu permata dari teman-temanya. Dia pun lantas ke Jakarta untuk mencari pesanan batu permata. Teman-teman Ayek di Jakarta yang bisnis batu permata cukup banyak.
Hampir setiap bulan Ayiek ke Jakarta. Bahkan jika pesanan sedang banyak dia bisa bolak-balik ke Jakarta- Yogya tiga kali dalam sebulan.
Saat di Jakarta biasanya hanya beberapa hari sekitar lima hingga tujuh hari. Sebagai tempat peristirahatan di Jakarta dia memiliki rumah di daerah kampung Jawa Bekasi.
Ayiek pergi ke Jakarta pada Minggu (15/7/2012) sore seorang diri. Dia pamit seperti biasa pada ibu dan anak-anaknya serta istrinya Rodhiyah Baafagih. "Tak ada firasat apa-apa. Dia juga tak cerita mimpi apa. Semua seperti biasa. Kami jelas kaget dapat berita ini," kata Gamar al haddad, ibu Ayiek.
Suasana di rumah ibu Ayiek nampak ramai, sejumlah anggota keluarga datang ke rumah Ibu Ayiek. Menurut Faridah, karena puasa pertama akan dijalani besok (hari ini-red) maka seluruh anggota keluarga berkumpul. "Ayah juga akan pulang karena besok kan puasa pertama. Tadi dapat kabar masih dalam perjalanan pulang," kata Faridah.
Hingga saat ini pihak keluarga belum tahu kondisi Ayiek seperti apa. Sebab masih perjalanan. Menurut Faridah barang di mobil Ayiek hanya tinggal sepatu.
Saat berangkat ke Jakarta, Ayiek berangkat seorang diri. Saat pulang dia ditemani pembantunya. Namun, sayangnya saat Ayiek meninggalkan mobil, si pembantu juga meninggalkan mobil, karena akan ke toilet.(*)