3 Kategori Lembaga Survei di Indonesia
Ketua DPP Partai Amanat Nasional Bima Arya Sugiarto mengatakan, banyaknya lembaga survei di Indonesia menjelang pemilu kepala daerah,
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai Amanat Nasional Bima Arya Sugiarto mengatakan, banyaknya lembaga survei di Indonesia menjelang pemilu kepala daerah, menunjukkan bidang ini menjadi bisnis menguntungkan. Setidaknya ada tiga kategori lembaga survei dari semua yang ada.
"Pertama, lembaga survei komersil. Lembaga ini belum tentu melakukan survei, dan tidak melakukan survei. Kerjaannya untuk keruk uang para calon," ujar Bima dalam diskusi 'Masih Patutkah Survei Politik Dipercaya?' di Hall Dewan Pers, Jakarta Pusat, Kamis (19/7/2012).
Bima mengaku pernah bersentuhan dengan survei amatir ketika masuk sebagai tim kampanye nasional SBY-Boediono pada 2009. Saat itu, banyak lembaga survei seragam memotret persepsi publik pada SBY dan Boediono. Tapi ada satu lembaga survei yang hasilnya bertolak belakang.
Ia langsung mengontak orang yang mengeluarkan survei dan belakangan diketahui, memang mereka tak melakukan survei. Kepada Bima, orang tersebut bilang, tolong disampaikan kepada Pak Hatta Radjasa hasil ini akan berbeda pada survei mereka selanjutnya.
"Kedua adalah lembaga survei amatiran. Lembaga survey ini metodenya sangat parah sehingga hasilnya tidak akurat. Mungkin niatnya baik untuk survey. Tapi metodenya itu tadi yang acak-acakan," ungkap Bima yang pernah duduk di Charta Politika.
Sedangkan kategori ketiga adalah lembaga survey tidak amatir, dan tidak komersil, yaitu lembaga survei profesional. Namun sayangnya, survey mereka melesat dalam memotret persepsi publik dalam pemilukada DKI pada putaran pertama.
Mereka ini, lanjut Bima, gagal menerangkan kenapa dalam enam hari sebelum pencoblosan Fauzi Bowo di angka 45-50. Herannya mereka bisa menjelaskan kenapa Jokowi-Ahok naik karena swing voters atau undecided voters. Berdasarkan exit poll, swing voter dari menengah atas bukan menengah bawah.
"Kelas menengah gerah dengan isu korupsi. Kalau kelas menengah di Jakarta sudah bergerak luar biasa. Pekerjaan rumah surveyor ke depan adalah bagaimana memetakan anatomi swing voter mau mengalihkan suaranya ke mana pada putaran dua," terangnya.
Klik Juga: