Euro 2012
Masjid di Warsawa, Satu-satunya dan Tanpa Pengeras Suara
Akhir pekan lalu Tribun menyempatkan diri menelusuri masjid di Warsawa, Polandia
Liputan Khusus Euro 2012 di Tribun Jakarta
Baca Juga Berita Piala Eropa 2012 lainnya
Pernak-pernik dan Laporan Langsung dari Euro 2012
TRIBUNNEWS.COM - Akhir pekan lalu Tribun menyempatkan diri menelusuri masjid di Warsawa, Polandia. Sebagai negara yang mayoritas warganya menganut Katolik dan Yahudi, Islam di Polandia menjadi agama minoritas.
Populasi muslim di Polandia saat ini belum diketahui dengan pasti lantaran soal keyakinan warga memang tidak ditanyakan saat sensus nasional terakhir yang dilakukan di negeri ini pada 2002 lalu. Namun ada perkiraan, di seluruh Polandia terdapat 30 ribu lebih umat muslim. Sebagian besar dari mereka adalah muslim keturunan Tatar.
Di Kota Warsawa, ibukota Polandia, hanya ada satu masjid yang berdiri. Namanya Masjid Warsawa. Terletak di Jalan Wiernicza nomor 103, sekitar delapan kilometer dari pusat kota, bangunan masjid ini terlihat biasa-biasa saja.
Yang membedakan dengan bangunan di sekitarnya, adalah material beton dengan arsitektur melengkung di bagian depan masjid dengan kubah-kubah kecil di ujung atasnya yang berwarna hijau. Menurut penuturan seorang rekan yang mengantar Tribun mengunjungi masjid tersebut, Masjid Warsawa resmi dibuka untuk umum pada 1993.
Menurut riawatnya, masjid awalnya adalah sebuah bangunan biasa yang lalu dibeli oleh seorang muslimin Kota Warsawa. Dia kemudian merenovasi bangunan lama lalu mengalihfungsikan menjadi tempat ibadah.
Sayangnya saat Tribun mengunjungi masjid ini, suasana sedang sepi. Petugas yang menjaga masjid ini sedang tidak berada di tempat. Tanpa izin petugas, mustahil bisa mengambil gambar bagian dalam masjid.
Tribun hanya menemui delapan orang asing dari Perancis yang sedang beri'tikaf di dalam masjid. Kami lalu berbincang sekitar 10 menit dengan menggunakan Bahasa Arab. Sebagaimana layaknnya sebuah masjid, interior masjid ini dipenuhi dengan ukiran kaligrafi. Ada mimbar dan karpet berwarna merah untuk jamaah membentang di seluruh ruangan.
Menurut Abdollah, salah seorang jemaah yang ditemui Tribun, masjid ini tak dilengkapi dengan pengeras suara untuk mengumandangkan adzan atau iqomah. Ini sengaja dilakukan sebagai bentuk toleransi umat Islam di Kota Warsawa kepada pemeluk agama lain. Adzan dan iqomah tetap diadakan tanpa pengeras suara.
Bersebelahan dengan masjid, terdapat sebuah bangunan kecil yang berfungsi sebagai kantor untuk aktivitas yang berhubungan dengan masyarakat muslim Warsawa dan lembaga kebudayaan Islam. Ada juga toko yang buka hanya pada hari Jumat. Toko ini menjual makanan halal dan beberapa peralatan shalat, seperti tasbih, sajadah dan lain-lainnya. (*)