Morten Olsen: Pemain Denmark Prima Fisiknya
Great Dane adalah salah satu anjing tertinggi di dunia yang berasal dari Denmark
TRIBUNNEWS.COM, KOPENHAGEN - Great Dane adalah salah satu anjing tertinggi di dunia yang berasal dari Denmark. Beberapa sumber mengklaim anjing yang dijadikan karakter kartun Scooby Doo ini berasal dari Jerman. Anjing Great Dane dideskripsikan memiliki karakter agung, bermartabat, kuat, serta elegan.
Meskipun berukuran raksasa, Great Dane memiliki keseimbangan tubuh yang bagus sehingga tidak pernah terlihat canggung saat bergerak. Selain itu, Great Dane merupakan anjing raksasa yang memiliki karakter bagus. Great Dane termasuk anjing raksasa yang setia, ramah, dan cocok dijadikan sebagai peliharaan.
Dalam dunia sepakbola, sosok Great Dane selama ini lekat pada sosok kiper legendaris Denmark, Peter Schmeichel. Namun, menjelang gelaran Euro 2012 di Polandia dan Ukraina, julukan Great Dane layak disematkan pada pelatih bertangan dingin Denmark, Morten Olsen.
Olsen adalah raksasa Denmark yang sesungguhnya, meskipun bukan secara harafiah. Sebutan Great Dane layak dialamatkan kepada Olsen lantaran pengalamannya yang segunung bersama tim Dinamit, Denmark.
Lebih dari 100 pertandingan telah dilakoni Olsen baik sebagai pemain maupun sebagai pelatih. Hampir tidak ada seorang pun yang lebih berpengalaman dalam sepak bola internasional dari Morten Olsen. Selain itu, Olsen merupakan pelatih terlama yang menukangi tim nasional dibandingkan pelatih-pelatih lain yang berkompetisi di Euro 2012. Olsen menjabat sebagai pelatih Tim Dinamit sejak 2000.
Sebagai seorang pemain, pria kelahiran Vordingborg 62 tahun lalu itu, terkenal dengan kecerdasan dan fleksibilitasnya. Olsen pernah bermain di berbagai posisi, kecuali kiper, hingga akhirnya akrab sebagai gelandang bertahan. Olsen adalah kapten dan tulang punggung Denmark pada tiga turnamen besar, Euro 1984, World Cup 1986, serta Euro 1988.
Hebatnya, meskipun menjadi pemain besar Denmark, Olsen adalah tipe gelandang yang ramah. Meskipun berposisi sebagai tukang sapu bersih di lini tengah, Olsen hanya menerima satu kartu kuning sepanjang karirnya membela Denmark. Selain itu, Olsen merupakan pemain Denmark pertama yang mampu menembus 100 cap di tim nasional. Karir bermainnya dihabiskan di Belgia, bersama Cercle Brugge, Racing White, dan Anderlecht sebelum mengakhiri karirnya bersama FC Koln di Jerman pada usia 39 tahun.
Olsen memulai karirnya sebagai pelatih pada Januari 1990 bersama Brondby IF dan membawa klub itu menjuarai Piala Denmark dua kali berurutan, 1990 dan 1991. Sebagai pelatih, Olsen menerapkan latihan kebugaran yang disiplin. Imbasnya, metode Olsen tidak disukai oleh beberapa pemain Brondby. Olsen pun akhirnya dipecat setelah mengalami ketidaksepahaman dengan direksi klub.
Dipecat Brondby, Olsen pun kembali ke FC Koln pada 1993 dan berhasil menyelamatkan FC Koln dari degradasi. Dua tahun menukangi Koln, Olsen dipecat usai Koln dikalahkan oleh tim amatir di DFB Pokal. Usai dari Koln, Olsen akhirnya berlabuh ke Amsterdam menukangi Ajax pada 1997. Olsen berperan besar menarik masuk bintang Denmark kala itu, Micahel Laudrup ke Amsterdam Arena. Hanya setahun bertahan di Amsterdam, Olsen kemudian sepakat menukangi tim nasional Denmark pada 2000.
Tim Dinamit dibawanya lolos ke World Cup 2002 dan Euro 2004. Pada kedua turnamen itu, Denmark hanya sanggup lolos dari fase grup dan tersingkir di fase knock out. Namun, layaknya majikan yang sudah terlanjur sayang dengan Great Dane kesayangannya, federasi sepak bola Denmark justru memperpanjang kontrak Olsen hingga 2010 meskipun Tim Dinamit gagal lolos ke World Cup 2006 dan Euro 2008. Kontrak Olsen yang berakhir pada 2010 pun diperpanjang lagi hingga 2012 setelah berhasil meloloskan Denmark ke World Cup 2010. Kontraknya pun kemungkinan akan diperpanjang lagi setelah berhasil membawa Tim Dinamit terbang ke Polandia dan Ukraina.
Morten Olsen adalah sosok Great Dane yang ramah, setia, dan elegan. Kegagalan tidak lantas membuatnya mundur dari tanggung jawab. Pada gelaran Euro 2012 nanti, Denmark berada di dalam grup neraka bersama Jerman, Belanda, dan Portugal. Layaknya seekor Great Dane yang agung, Olsen pun tidak menunjukkan kecanggungan berada satu grup bersama raksasa-raksaasa Eropa itu. Sebagai underdog, Olsen justru semakin percaya diri. Ingat, sewaktu masih bermain, Olsen pernah membawa Denmark menembus semifinal Euro 1984 meskipun ketika itu Denmark tidak diunggulkan sama sekali.
Tentang persiapan timnya, Olsen mengatakan banyak terkait dengan klub asal para pemain, cedera serta banyaknya laga yang harus dijalani di klub. Namun dia puas dan yakin dengan kondisi tim Denmark. "Kami punya pemain-pemain yang secara fisik prima. Sekarang tinggal bagaimana membangun tim dan performa di lapangan," kata Olsen dikutip Daily Star.