Piala Thomas dan Uber 2012
Susi Susanti: Kalau Tidak Kompak Bagaimana Mau Juara
Peraih medali emas olimpiade Barcelona 1992, melihat kegagalan Tim Thomas dan Uber karena faktor kerja sama dan kekompakan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Thomas dan Uber Indonesia yang diharapkan mampu kembali menghadirkan prestasi, ternyata hanya mampu lolos hingga babak perempat final Piala Thomas dan Uber, di Wuhan, Cina pada 20-27 Mei 2012.
Menurut mantan pebulutangkis nasional Susi Susanti, sebagai insan bulutangkis ia sangat sedih atas apa yang didapatkan oleh tim Thomas dan Uber.
"Tim Uber sudah berjuang maksimal dan cukup baik, tapi permasalahan ada di poin-poin kritis. Faktor ketegangan masih menjadi kendala yang harus segera dievaluasi," ujarnya.
"Untuk Tim Thomas, ini sungguh menyedihkan. Biasanya menjadi juara dua saja sudah dikatakan gagal, apalagi gagal di babak delapan besar. Ini merupakan sejarah yang buruk, apalagi Tim Thomas Indonesia belum pernah kalah dari Tim Thomas Jepang," tutur Susi saat ditemui dalam acara Gerakan Moral Mantan Atlet Bulutangkis Nasional Lintas Generasi, di Hotel Atlet Century Park, Senin (28/7/2012).
Peraih medali emas olimpiade Barcelona 1992, melihat kegagalan Tim Thomas dan Uber di putaran final adalah karena faktor kerja sama dan kekompakan.
"Bermain di beregu, kekompakan merupakan faktor penting. Kalau tidak kompak, bagaimana mau juara. Pengurus, pelatih, dan pemain harus satu visi dan misi sebagai satu kesatuan. Pemain tidak merasa sendiri di lapangan, pelatih menjadi faktor penentu pembimbing pemain, dan pengurus melakukan manajemen kepada pelatih dan pemain. Tiga elemen ini selalu berkaitan," paparnya. (*)
BACA JUGA
- Keprihatinan Lahirkan Tujuh Petisi Mantan Pebulutangkis
- Rifat Sungkar Mengaku Seri Acropolis Rally Terberat
- Schumacher: Sebaiknya Stoner Jangan Pensiun Muda
- Juara di Monaco, Kemenangan Luar Biasa Bagi Webber