Euro 2012
Awas Ancaman Rasisme di Polandia-Ukraina
Pergelaran Euro 2012 tinggal dua pekan lagi. Selama satu bulan penuh, Polandia dan Ukraina akan menjadi sorotan seluruh dunia. Polandia dan Ukraina
TRIBUNNEWS.COM - Pergelaran Euro 2012 tinggal dua pekan lagi. Selama satu bulan penuh, Polandia dan Ukraina akan menjadi sorotan seluruh dunia. Polandia dan Ukraina yang didaulat sebagai tuan rumah tentu sudah mempersiapkan segalanya untuk memastikan hajatan empat tahunan ini berjalan sukses.
Dari sekian banyak yang harus dipersiapkan, sepertinya dua negara eks komunis ini melupakan satu hal yang sangat krusial, yakni pelecehan rasial. Inggris menjadi yang terdepan menekankan jaminan dari Polandia dan Ukraina bahwa warga negaranya tidak akan mengalami pelecehan rasial ketika mengunjungi Polandia dan Ukraina.
Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris bahkan telah mengeluarkan peringatan mengenai ancaman rasisme bagi warga negaranya yang akan menyaksikan Euro 2012 secara langsung.
Football Asscociation (FA) bahkan telah meminta perhatian dari Presiden UEFA, Michel Platini mengenai ancaman rasisme yang akan dialami pemain dan suporter Inggris di Polandia dan Ukraina. Ketua FA, David Bernstein bahkan telah bertemu dengan Platini pertengahan pekan lalu guna membahas isu rasisme di Euro 2012. Hasil pertemuan itu pun memuaskan.
“UEFA melihat semua situasi yang potensial dengan sangat, sangat serius,” ujar Bernstein seperti dilansir oleh CBS.
Inggris banyak dihuni oleh warga keturunan Afrika. Beberapa pemain di tim The Three Lions yang akan tampil di Euro 2012 pun dijejali dengan mereka yang nenek moyangnya berasal dari Benua Hitam. Sebut saja beberapa nama seperti Joleon Lescot, Alex Oxlade-Chamberlain, Theo Walcott, Ashley Cole, Ashley Young, Danny Welbeck, dan Jermain Defoe.
Sejumlah punggawa Inggris yang berkulit hitam pun kabarnya tidak akan mendapat dukungan langsung dari keluarga mereka karena khawatir akan mengalami pelecehan rasial ketika berkunjung ke Polandia dan Ukraina.
Ashley Walcot, adik penyerang sayap tim St. George Cross Theo Walcott beberapa hari lalu mengatakan tidak akan pergi ke Polandia dan Ukraina untuk memberikan dukungan langsung kepada pemain Arsenal itu karena khawatir akan mengalami pelecehan rasial selama berada di sana.
“Sayang sekali ayah dan saya telah mengambil keputusan tidak akan pergi ke Ukraina karena khawatir adanya kemungkinan serangan rasis,” seru Ashley seperti dikutip oleh Daily Mail dari akun twitternya pertengahan pekan lalu.
Rekan Theo Walcott di Arsenal, Alex Oxlade-Chamberlain pun kemungkinan juga tidak akan didukung langsung sanak keluarganya. Keluarga pemain termuda di skuat The Three Lions asuhan Roy Hodgson itu memilih mengikuti peringatan Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran.
Keluarga Joleon Lescott pun sepertinya juga tidak akan menemani bek Manchester City itu ke Polandia dan Ukraina terkait hal yang sama.
“Laporan tersebut sangat menyadarkan kita mengenai situasi di sana,” ujar Lescott seperti dikutip Daily Mail.
Kondisi ini akhirnya membuat Roy Hodgson angkat bicara. Pelatih The Three Lions itu telah memberi peringatan kepada para suporter mengenai risiko pelecehan rasial selama penyelenggaraan Euro 2012.
“Tidak ada keraguan lagi bahwa isu rasisme, apalagi ada laporan dari Sky mengenai hooliganisme dan kekerasan di Ukraina, adalah perhatian kita semua,” tutur Hodgson seperti dilansir oleh Fox Sports.
Masyarakat Polandia dan Ukraina tidak bisa dipungkiri lagi hingga saat ini kerap melakukan tindakan-tindakan yang melecehkan warna kulit atau garis keturunan seseorang. Di liga Polandia, para suporter bahkan kerap menyanyikan lagu-lagu anti-Semit ketika suatu pertandingan bergulir dan meneriakkan seruan seperti, “pergilah ke ruang gas”. Sikap-sikap merendahkan seperti itu kerap muncul ketika ada seorang pemain keturunan Yahudi bermain.