Encang Ibrahim: Timnas untuk Kepentingan Nasional
Upaya PSSI membentuk tim nasional Indonesia dengan melibatkan pemain asal kompetisi ISL patut mendapatkan dukungan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Upaya Persatuan Sepak BoLa Seluruh Indonesia (PSSI) dalam membentuk tim nasional Indonesia dengan melibatkan pemain asal kompetisi Indonesia Super League (ISL) patut mendapatkan dukungan.
Pelatih Persikab Kabupaten Bandung, kontestan kompetisi Divisi Utama musim 2011/2012 versi PT Liga Prima Indonesia Sportindo, Encang Ibrahim mengakui pembentukan dan pengelolaan tim nasional Indonesia difokuskan untuk lebih mementingkan pencapaian tujuan nasional ketimbang terlalu direpotkan oleh target-target pribadi dan golongan.
“Tim nasional Indonesia harus dimanfaatkan secara optimal dan diisi para pemain terbaik di pentas sepak bola Tanah Air. Sehingga, langgkah PSSI dalam menggandeng pemain asal kompetisi ISL atau yang dikelola PT Liga Indonesia (PT LI), termasuk Divisi Utama, sangat tepat. Sehinga, harus didukung dengan hati terbuka dan mengesampingkan kepentingan pribadi dan golongan,” papar pelatih berlisensi A Nasional tersebut kepada para wartawan, Minggu (15/4/2012).
Encang mengaku prihatin adanya kisruh yang menyebabkan pemilik klub dan pelatih ISL enggan melepaskan pemainnya ke Timnas. Menurutnya, itu bukanlah sikap yang bijaksana. Terlebih, melanggar hak para pemain dalam membela negaranya.
“Setiap warga negara memiliki hak untuk membela negaranya tanpa syarat atau alasan apapun. Sehingga, ketika pintu Timnas dibuka lebar oleh pak Djohar Arifin Husin, harus dimanfaatkan semaksimal mungkin,” tuturnya.
Pilihan untuk memprioritaskan kepentingan nasional, tambahnya, didasari oleh pertimbangan bahwa kepentingan yang lebih besar akan sukar diwujudkan tanpa adanya kerja sama.
Selain itu, menurut dia, insan sepak bola nasional seharusnya terus mendorong komitmen PSSI untuk menjalankan program penanganan sepak bola yang melahirkan prestasi serius dan nyata.
Encang mengakui, kini masih ada keengganan pelaku sepak bola di bawah naungan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) untuk memberikan komitmen agar lebih nyata mendukung PSSI.
Hal itu, lanjutnya, terjadi karena mereka menuduh PSSI tidak mau menunjukan keinginan serupa.
"Mereka seolah lupa dan terpaku dalam kepentingan kelompok. Terlebih, bahwa pemain klub ISL bisa memperkuat Timnas dianggap terlambat. Padahal, tidak pernah ada kata terlambat untuk kebaikan sepakbola nasional,” urainya.